4 Faktor Penyebab Hujan Ekstrem di Indonesia Menurut BMKG

  • Whatsapp

Akhir-akhir ini sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan yang ekstrim. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi hujan lebat bisa mencapai 2 Januari 2023.

Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang mengungkapkan ada empat faktor penyebab hujan ekstrem yang melanda Indonesia akhir-akhir ini.

4 Faktor Penyebab Hujan Ekstrem di Indonesia Menurut BMKG

4-Faktor-Penyebab-Hujan-Ekstrem-di-Indonesia-Menurut-BMKG

Menurut Kepala BMKG, ada empat faktor cuaca ekstrem, termasuk monsun Asia.
Sisa waktu -19:58
Unibots.in

Baca juga:
BMKG: Ada 20 wilayah yang berpotensi banjir akibat hujan deras sebelum Tahun Baru 2023

Dwikorita mengungkapkan terbentuknya pusat tekanan rendah di sekitar kawasan Australia, bibit siklon tropis di Samudera Pasifik, hingga aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), disertai fenomena gelombang ekuator Kelvin dan Rossby.

“Berdasarkan analisis terkini, kondisi dinamika atmosfer Indonesia di beberapa kawasan masih berpotensi signifikan untuk sepekan ke depan,” kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/12/2022).

Yang pertama adalah monsun Asia yang beberapa hari terakhir

menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan, berpotensi disertai cold call dan fenomena aliran ekuator.

Baca juga:
BMKG: Natal hingga Tahun Baru 2023 hampir seluruh Indonesia hujan deras

The Asiatic Cold Scream merupakan fenomena yang cukup umum terjadi saat monsun Asia sedang aktif, menandakan adanya potensi massa udara dingin yang mengalir ke selatan dari benua Asia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan empat faktor penyebab hujan ekstrem yang akan melanda Indonesia mulai hari ini hingga pekan depan, 2 Januari 2023, Selasa (27/12/2022). [Screenshot: Zoom-BMKG]
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan empat faktor penyebab hujan ekstrem yang akan melanda Indonesia mulai hari ini hingga pekan depan, 2 Januari 2023, Selasa (27/12/2022). [Screenshot: Zoom-BMKG]

Pengaruh terjadinya cold report dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah barat Indonesia jika disertai dengan fenomena CENS (Cross Equatorial Northerly Surge).

Kondisi ini menunjukkan bahwa massa udara dingin mengalir dari utara

melintasi garis khatulistiwa ke wilayah Indonesia.

Baca juga:
Bukan Patahan Cimandiri, BMKG mengidentifikasi Patahan Cugenang yang memicu gempa Cianjur

Dampak cuaca dingin yang disertai CENS dari Asia secara tidak langsung dapat mempengaruhi peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di Indonesia bagian selatan.

“Hal ini secara signifikan dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan,” jelasnya.

Kedua, terdapat bukti pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia. Hal ini dapat memicu terbentuknya pola angin yang memompa dan melambat di sekitar Indonesia bagian selatan di garis khatulistiwa.

Baca juga:
BMKG mengungkapkan penyebab gempa Sukabumi dirasakan di beberapa wilayah tersebut

“Selain meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara yang akan berdampak pada gelombang yang semakin tinggi di perairan Indonesia,” lanjut Dwikorita.

Yang ketiga adalah benih siklon tropis 95W yang tumbuh di Samudra Pasifik utara Papua Barat, tepatnya pada 8,8 derajat LU hingga 130,9 derajat E. Terkait dengan ini adalah kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan minimum 1008 mb.

Dwikorita mengatakan, berdasarkan citra satelit Himawari-8 selama enam jam terakhir, telah menunjukkan aktivitas konvektif yang signifikan, terutama di bagian utara sistem.

Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak dengan arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan termasuk dalam kategori rendah.

Terakhir, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai dengan fenomena gelombang ekuator Kelvin dan Rossby.

“Hal ini masih menunjukkan kondisi signifikan pertumbuhan awan hujan yang meningkat dan potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan di wilayah Indonesia,” ujarnya.

Menurut BMKG, inilah empat faktor penyebab curah hujan ekstrem di Indonesia akhir-akhir ini.

Baca Juga :

https://www.kuismedia.id
https://sajadahbusa.com

Related posts